Pada pembahasan materi Bahasa Indonesia kali ini mengenai Pengertian Unsur-unsur Intrinsik dan Ekstrinsik di dalam Novel Lengkap di mana meliputi tema, alur atau ploat, perwatakan atau penokohan, sudut pandang, prabayang dan penegangan, nada atau suara, suasana atau latar, gaya bahasa dimana akan saya jelaskan secara urut satu persatu, untuk memudahkan kalian lebih memahami apa itu unsur intrinsik novel.
Untuk tahap pertama akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai unsur intrinsik novel terlebih dahulu dan selanjutnya mengenai unsur ekstrinsik novel agar kalian dapat lebih memahami dan mudah dimengerti.
Ada bermacam-macam plot. Coba Anda perhatikan!
1) Berdasarkan urutan waktunya
Pengertian Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel adalah unsur yang menjadi pembangun sebuah novel yang terdapat didalam sebuah karya sastra novel itu sendiri. Didalam karya sastra novel bukan hanya terdapat unsur intrinsik namun juga terdapat unsur ekstrinsik, dan kedua unsur tersebut memiliki saling keterkaitan satu dengan yang lain.![]() |
Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Lengkap |
Untuk tahap pertama akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai unsur intrinsik novel terlebih dahulu dan selanjutnya mengenai unsur ekstrinsik novel agar kalian dapat lebih memahami dan mudah dimengerti.
Unsur-unsur Pembentuk Intrinsik Novel
Seperti kita ketahui sebuah novel akan menjadi sebuah karya sastra yang lengkap jika pada setiap novel mempunyai unsur-unsur pembentuk sebagai berikut:- tema
- alur atau plot
- perwatakan atau penokohan
- sudut pandang
- prabayang dan penegangan
- nada atau suara
- suasana atau latar
- gaya bahasa
1. Unsur Intrinsik Tema
Setiap cerita akan memiliki tema, yaitu inti yang ingin disampaikan pengarang. Tema merupakan jiwa sudut cerita. Jiwa ini diwujudkan dengan memberinya wadah berupa rangkaian kejadian. Rangkaian suatu kejadian disebut alur (plot). Dengan kata lain, adalah rentetan kejadian yang saling berhubungan untuk mendukung tema yang akan disampaikan. Setiap kejadian disampaikan dengan dialog atau monolog manusia dalam cerita, yang memiliki satu unit klimaks dan anti klimaks. Untuk cerita yang panjang, klimaks dan antiklimaks dapat banyak jumlahnya. Kumpulan beberapa unit kejadian dapat dijadikan satu bab. Tanpa meninggalkan kontinuitas dengan bab sebelumnya.2. Unsur Intrinsik Plot
Plot merupakan liku-liku suatu peristiwa, diketemukan dalam kaitan satu kejadian utama dengan kejadian utama lainnya. Dengan kata lain, plot menyebabkan satu kejadian punya hubungan dengan kejadian lain yang bersifat logis. Plot mengikat jalan cerita sehingga memiliki klimaks dan antiklimaks dari hubungan-hubungan antarkejadian. Plot akan lebih berkembang jika manusia yang menjadi pusat pengisahan tidak hanya satu orang.Ada bermacam-macam plot. Coba Anda perhatikan!
1) Berdasarkan urutan waktunya
- Alur maju atau alur kronologis. Peristiwa-peristiwa yang waktunya sungguh-sungguh berurutan, misalnya setahun yang lalu, setengah tahun yang lalu, sebulan yang lalu, seminggu yang lalu, hari ini.
- Sorot balik (alur mundur). Peristiwa-peristiwa yang disusun tidak secara lurus (tidak menurut urutan waktu), mislnya: Pak Burhan duduk termenung di teras rumah, kemudian ia teringat peristiwa-peristiwa masa lampau. Belanda menyerang kampungnya, anak istrinya meninggal karena bom. Kemudian cerita kembali ke masa kini.
- Urutan klimaks. Peristiwa dimulai dari hal yang biasa dan semakin menonjol atau makin tegang. Peristiwa yang menjadi puncak cerita mengakhiri cerita.
- Urutan antiklimaks. Diawali peristiwa yang paling tegang/ menonjol untuk kemudian mengendor dan cerita berakhir dengan peristiwa yang biasa saja., Misalnya: Ditengah keheningan malam terdengar teriakan “Gempa! Gempa!” Orang seluruh kampung keluar mendengar teriakan dahsyat itu, ternyata jerit tadi adalah orang yang sedang mimpi rumahnya diguncang gempa. Orangorang pun kesal namun, geli. Lega, malam kembali pada keheningannya lagi.
- Alur dramatik atau alur rapat, yaitu alur yang tidak dapat disisipi oleh peristiwa lain di luar alur pokok.
- Alur renggang atau alur panoramik. Kebalikan dari alur rapat, alur ini walaupun di dalam ceritanya memiliki banyak alur dari masingmasing tokoh, namun pada akhir cerita dapat bersatu menjadi satu kesatuan alur, sehingga cerita menjadi lebih bervariasi.
3. Unsur Intrinsik Perwatakan
Perwatakan didalam cerita. Ada 3 cara untuk memperkenalkan watak atau kepribadian si tokoh, yaitu:- Pengarang menceritakannya. Ini merupakan yang paling mudah dipahami, karena pembaca tinggal menerima saja.
- Pengarang menggambarkan didalam tingkah laku pelaku: tindakannya, gerak-geriknya, reaksi pelaku terhadap suatu kejadian atau orang lain.
- Pengarang menggambarkan didalam percakapan atau ucapan pelaku: percakapan pelaku dengan pelaku lain, ucapan pelaku tentang pelaku lain.
4. Unsur Intrinsik Titik Pandang
Yang menjadi kekuatan dan daya tarik sebuah cerita novel juga terletak pada titik pandang yang jelas dan konsisten. Titik pandang adalah perspektif dari mana cerita itu dikisahkan. Titik-titik pandang yang utama adalah: serba tahu, orang pertama, dan dihanyutkan pikiran. Dengan titik pandang orang pertama, cerita akan dikisahkan dengan tokoh yang menyebut dirinya dengan kata “aku” atau “saya”. Di sini pengarang bercerita, dia sebagai tokoh bukan sebagai dalang.5. Unsur Intrinsik Latar atau Suasana
Latar merupakan background cerita yang penyajiannya mestinya belum pernah diketahui pembaca, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan memberikan suasana baru.6. Unsur Intrinsik Nada
Yang dimaksud nada adalah penutur, orang yang menceritakan cerita tersebut. Nada suara sangatlah mempengaruhi cara pembaca menafsirkan cerita dengan baik.7. Unsur Intrinsik Gaya Bahasa
Fokus pada gaya bahasa cerita merupakan titik/pusat cerita. Pengungkapan yang jelas dari suatu cerita, misalnya perjalanan ke Bangka dengan kapal laut dari Jakarta. Tentang diri saya, tentang rombongan atau tentang perjalanan itu sendiri.Pengertian Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur Ekstrinsik menurut Nurgiyantoro (2009: 23) adalah unsur yang berada di luar karya fiksi yang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak menjadi bagian di dalam karya fiksi itu sendiri. Sebelumnya Wellek dan Warren (1956 via Nurgiyantoro, 2009: 23) juga berpendapat bahwa unsur ektrinsik merupakan keadaan subjektivitas pengarang yang tentang sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang melatarbelakangi lahirnya suatu karya fiksi, dapat dikatakan unsur biografi pengarang menentukan ciri karya yang akan dihasilkan.Merupakan unsur dari luar yang turut mempengaruhi terciptanya karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan masyarakat saat karya itu dibuat, serta sejarah perkembangan karya sastra. Melalui sebuah karya novel kita kadang secara jelas dapat memperoleh sedikit gambaran tentang biografi pengarangnya. Melalui sebuah novel kita pun dapat memperoleh gambaran tentang budaya dan keadaan masyarakat tertentu saat karya itu dibuat.
Nilai-nilai didalam karya sastra dapat ditemukan melalui unsur ekstrinsik ini. Seringkali dari tema yang sama didapat nilai yang berbeda, tergantung pada unsur ekstrinsik yang menonjol. Misalnya, dua novel sama-sama bertemakan cinta, namun kedua novel menawarkan nilai yang berbeda karena ditulis oleh dua pengarang yang berbeda dalam memandang dan menyingkap cinta, latar belakang pengarang yang berbeda, situasi sosial yang berbeda, dan sebagainya.
Nilai-nilai yang terkandung melalui unsur ekstrinsik adalah
a. Nilai sosial masyarakat, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
b. Nilai budaya, Nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
c. Nilai ekonomi, Nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan dan asas-asas produksi, distribusi, pemakaian barang, dan kekayaan (keuangan, tenaga, waktu, industri, dan perdagangan).
d. Nilai filsafat, hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
e. Nilai politik, Nilai yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku.
ANALISIS NOVEL
Apabila kita menganalisis sebuah hasil karya sastra, kita dapat meninjau dari dua unsur,yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Keduaunsur tersebut sama pentingnya. Unsur intrinsik secara langsung dapat ditemukan di dalam hasil karya sastra itu setelah dibaca dengan cermat, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur dari luar yang turut mempengaruhi terciptanya karya sastra.
Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan masyarakat saat karya itu dibuat, serta sejarah perkembangan karya sastra. Melalui sebuah karya novel kita kadang secara jelas dapat memperoleh sedikit gambaran tentang biografi pengarangnya. Melalui sebuah novel kita pun dapat memperoleh gambaran tentang budaya dan keadaan masyarakat tertentu saat karya itu dibuat. Misalnya, novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli menggambarkan budaya kawin paksa pada saat novel tersebut dibuat. Bahkan karya pengarang yang masih seangkatan terkadang mempunyai persamaan entah dalam pengembangan tema maupun corak aliran sastranya.
Untuk dapat dengan benar memahami sebuah karya sastra, kita harus membaca tidak hanya sekali saja, namun terkadang lebih dari dua kali. Hal ini tentunya akan lebih membantu kita untuk lebih memahami terhadap hasil karya, tentunya kita juga telah memahami biografi pengarangnya.
Untuk dapat menganalisis dengan sebuah hasil karya novel, kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Unsur intrinsik, Tokoh, Perwatakan, Plot, Tema, Sudut pandang, Amanat, Latar, Gaya bahasa
Unsur Ekstrinsik, Biografi pengarang, Kondisi Sosial, Politik, Filsafat,dsb
Sekian pembahasan mengenai Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Lengkap dan juga penjelasan singkat, semoga dapat membantu sobat dalam lebih memahami lagi yang dimaksud dengan intrinsik dan ekstrinsik novel, selamat belajar!
0 komentar:
Posting Komentar