Pengertian Penulisan Ejaan dan Tanda Baca Serta Contoh - Pada pembahasan makalah materi bahasa Indonesia kali ini akan membahas mengenai pengertian dari penulisan ejaan dan tanda baca yang meliputi pembahasan tentang konsepsi ejaan, kaidah penempatan ejaan dalam penulisan serta penempatan ejaan dan tanda baca beserta dengan contoh dalam kalimat, untuk lebih jelasnya dapat disimak dalam pembahasan berikut ini!
Pengertian Penulisan Ejaan dan Tanda Baca Serta Contoh
I. Konsepsi Ejaan
EJAAN adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Pengertian senada dengan KBBI (2005:205), Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Berdasarkan konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasan ejaan membicarakan
- pemakian huruf vocal dan konsonan,
- penggunaan huruf capital dankursif,
- penulisan kosakata dan bnetukan kata,
- penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata asing, dan
- penempatan dan pemakaian tanda baca.
Ke-5 aspek ejaan tersebut ditata dalam kaidah ejaan yang disebut Ejaan yang Disempurnakan sejak1972.
![]() |
Pengertian, Macam, Penulisan Ejaan dan Tanda Baca Serta Contoh |
Macam-macam Jenis Ejaan yang Pernah Dipakai Bangsa Indonesia
Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
- Huruf (u) ditulis (oe).
- Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’
- Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda trema (”)
- Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya
- Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)
- Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :
- Dirangkai menjadi satu, misalnya (hoeloebalang, apabila)
- Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya, (rumah-sakit)
- Dipisahkan, misalnya (anaknegeri)
Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
- Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u). Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
- Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
- Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
- Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara. Contohnya : a. Berlari-larian, b. Berlari2-an.
- Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara. Contohnya : a. Tata laksana, b. Tata-laksana, c. Tatalaksana
- Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
Pemakaian Huruf
Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi, ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak. Ejaan Suwandi hanya menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang tlah Disempurnakan menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26 buah.Ini berarti ejaan kita sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang terdapat dalam abjad.Kebijakan ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan Bahasa Indonesia.
Masalah lain yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah tentang pelafalan huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan tentang pelafalan huruf abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci, huruf-huruf serta nama dan bunyinya sebagai berikut.
(1) Pemakaian abjad, huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar,
(4) Penulisan huruf miring,
(5) Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan, gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan,
(7) Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya
(a) Tandatitik (.),
(b) Tanda koma (,),
(c) Tanda titik dua (:),
(d) Tanda titik koma (;)
(e) Tanda titiktitik/ellipsis(….),
(f) Tanda Tanya (?),
(g) Tanda seru (!),
(h) Tanda kurung biasa ((….)),
(i) Tanda hubung (-),
(j) Tanda pisah (--),
(k) Tanda petik tunggal (‘…’),
(l) Tanda petik ganda (“…”),
(m) Tanda kurung siku ([…]),
(n) Tanda ulang angka dua (…..2),
(p) Tanda apostrof (‘….)
Tanda baca di atas diaplikasikan dalam teks sesuai dengan kaidah yang berlaku secara resmi. Kaidah ejaan itu akan dilampirkan dari buku Pedoman EYD. Ketiga ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia itu diresmikan di Jakarta melalui pemerintahan kolonial Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia.
Sekian pembahasan materi mengenai Pengertian Penulisan Ejaan dan Tanda Baca Serta Contoh yang meliputi pembahasan tentang konsepsi ejaan, kaidah penempatan ejaan dalam penulisan serta penempatan ejaan dan tanda baca beserta dengan contoh dalam kalimat, semoga dapat membantu sobat dalam belajar.
- HurufNamaBunyi yang dilambangkanAAABBeB dan PCCeCDDeD dan TEEEFEfFGGeG dan KHHaHIIIJJeJeKKaK dan GLElLMEmMNEnNOOOPPePQKiKRErRSEsSTTeTUUUVVeFWWeWXEksKsYYeYZZetZ
Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong. Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:
- Huruf DiftongContoh Pemakaian dalam KataAwalTengahAkhirAiAuOiEiAinAula––SyaitanSaudaraBoikotPleistosenPandaiHarimauAmboiSurvei
Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam Bahasa Indonesia terdapat gabungan huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi. Contohnya adalah:
- Gabungan Huruf KonsonanContoh Pemakaian dalam KataAwalTengahAkhirKhNgNySyKhususNgiluNyataSyaratAkhirBangunHanyutIsyaratTarikhSenang––
II. Kaidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan
Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan penulisan ejaan dan tanda baca diatur dalam kaidahnya masing-masing. Penulisan ejaan yang diatur tersebut di antaranya(1) Pemakaian abjad, huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar,
(4) Penulisan huruf miring,
(5) Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan, gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan,
(7) Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya
(a) Tandatitik (.),
(b) Tanda koma (,),
(c) Tanda titik dua (:),
(d) Tanda titik koma (;)
(e) Tanda titiktitik/ellipsis(….),
(f) Tanda Tanya (?),
(g) Tanda seru (!),
(h) Tanda kurung biasa ((….)),
(i) Tanda hubung (-),
(j) Tanda pisah (--),
(k) Tanda petik tunggal (‘…’),
(l) Tanda petik ganda (“…”),
(m) Tanda kurung siku ([…]),
(n) Tanda ulang angka dua (…..2),
(p) Tanda apostrof (‘….)
Tanda baca di atas diaplikasikan dalam teks sesuai dengan kaidah yang berlaku secara resmi. Kaidah ejaan itu akan dilampirkan dari buku Pedoman EYD. Ketiga ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia itu diresmikan di Jakarta melalui pemerintahan kolonial Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia.
Sekian pembahasan materi mengenai Pengertian Penulisan Ejaan dan Tanda Baca Serta Contoh yang meliputi pembahasan tentang konsepsi ejaan, kaidah penempatan ejaan dalam penulisan serta penempatan ejaan dan tanda baca beserta dengan contoh dalam kalimat, semoga dapat membantu sobat dalam belajar.
0 komentar:
Posting Komentar