Pengertian, Struktur Teks, serta Kaidah Kebahasaan dari Teks Cerita Fiksi - Pembahasan yang akan diulas dalam materi kali ini mengenai Bahasa Indonesia tentang Teks Cerita Fiksi, tentunya sobat sudah sering mendengar tentang cerita fiksi namun belum memahami apa yang dimaksud dengan teks cerita fiksi, bentuk dari struktur teks serta kaidah kebahasaan yang digunakan dalam sebuah teks cerita fiksi, untuk lebih jelasnya mengenai hal ini simak penjelasnnya berikut ini!
Pengertian dari Teks Cerita Fiksi
Yang dimaksud dengan Teks Cerita Fiksi adalah bentuk cerita naratif atau rekaan, memiliki sifat imajiner atau imajinasi sang penulis, walaupun begitu biasanya sebuah karya cerita fiksi tetaplah masuk akal karena mengandung kebenaran yang dipergunakan untuk mendramatisir jalannya cerita, kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran dari sudut pandang si penulis cerita, kebenaran dalam sebuah karya fiksi tidak harus sesuai dengan kebenaran yang riil dalam kehidupan nyata, seperti hukum yang berlaku, adat istiadat, moral, agama dan sebagainya.![]() |
Pengertian, Struktur Teks, dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fiksi |
Teks cerita fiksi sebagai karya sastra mengandung unsur intrinsik dan ekstrinsik, Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang sifatnya sebagai pembangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur ini yang menyebabkan banyak karya sastra hadir sebagai sebuah karya besar yang diakui ceritanya, unsur-unsur yang akan dijumpai secara faktual jika membaca sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang bersifat pembentuk karya sastra yang berasal dari luar sastra itu sendiri, tetapi dapat mempengaruhi struktur dan sistem pembentuk dari sebuah karya sastra.
Cerita fiksi dalam novel mengandung struktur teks berikut ini!.
Ciri-ciri kebahasaan ataupun kaidah kebahasaan dari sebuah karya teks cerita fiksi merupakan salah satu cara yang dipergunakan penulis naskah untuk membentuk teks cerita fiksi, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui sebuah karya cerita teks fiksi.
Berikut ini yang menjadi ciri-ciri atau kaidah kebahasaan dari Teks Cerita Fiksi, antara lain:
Struktur Teks dari Sebuah Cerita Fiksi Novel
Pembentuk struktur teks dalam cerita fiksi khususnya dalam novel tidak memiliki perbedaan dengan struktur teks di dalam cerita pendek atau cerpen. Novel adalah sebuah bentuk karya sastra fiksi prosa yang tertulis dan bersifat naratif (mengisahkan suatu cerita atau kejadian).Cerita fiksi dalam novel mengandung struktur teks berikut ini!.
- Abstrak adalah inti dari dari sebuah teks cerita fiksi, bagian ini bersifat opsional atau tergantung dari jalan cerita boleh ada ataupun tidak.
- Orientasi adalah bagian pembuka dari novel teks cerita fiksi, dimana pada sesi ini akan di isi dengan pengenalan tema, latar dan tokoh.
- Komplikasi adalah klimaks dari teks cerita fiksi, dimana pada sesi ini mulai dimunculkan beragam permasalahan.
- Evaluasi adalah bagian yang berisi pemecahan atau penyelesaian masalah yang muncul.
- Resolusi adalah bagian pemecahan masalah utama yang dialami tokoh.
- Koda atau reorientasi adalah pesan-pesan positif atau amanat yang diambil dari tema teks cerita fiksi.
Ciri-ciri kebahasaan ataupun kaidah kebahasaan dari sebuah karya teks cerita fiksi merupakan salah satu cara yang dipergunakan penulis naskah untuk membentuk teks cerita fiksi, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui sebuah karya cerita teks fiksi.
Berikut ini yang menjadi ciri-ciri atau kaidah kebahasaan dari Teks Cerita Fiksi, antara lain:
- Metafora adalah majas perumpamaan, salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, dan juga berbagai bahasa lainnya. Majas ini mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan analogis.
- Metonimia adalah majas yang menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan merek, macam atau lainnya yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata. Contoh: Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam. Mobil diganti dengan Kijang.
- Simile atau ibarat atau persamaan adalah majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya, perbandingan yang bersifat eksplisit dengan maksud menyatakan sesuatu hal dengan hal yang lain. Gaya bahasa simile ini ditandai dengan kata pembanding seperti, seumpama, laksana, selayaknya, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar