Lihat juga
Loading...
Rabu, Mei 25

Teks Cerita Fabel | Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh

Teks Cerita Fabel | Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh - Pada pembahasan materi Bahasa indonesia kali ini mengenai Teks Cerita Fabel, dimulai dengan pembahasan pertian dari teks cerita fabel, struktur pembentuk teks, kaidah kebahasaan yang digunakan dan yang terakhir tentunya contoh dari penggunaan teks cerita fabel dalam naskah.

Pengertian dari Teks Cerita Fabel

Cerita fabel adalah naskah yang bercerita tentang hidup binatang namun menggunakan gaya bahasa dan berperilaku yang menyerupai manusia. Fabel tergolong dalam jenis cerita fiksi, bukan mengisahkan kehidupan nyata. Cerita fabel dikenal juga dengan cerita moral karena muatan pesan dalam cerita fabel mengandung unsur-unsur moral.
Teks Cerita Fabel | Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh
Teks Cerita Fabel | Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh

Tokoh dalam sebuah cerita fabel berbentuk hewan. Teks dalam cerita fabel tidak selalu hanya berkisah tentang hidup binatang, tapi juga berkisah tentang kehidupan manusia dengan beragam karakter.

Hewan-hewan dalam cerita fabel memiliki karakter mirip manusia, karakter hewan dalam cerita ada yang baik atau jahat dan memiliki sifat jujur, pintar, sopan serta senang bersahabat, serta melakukan perbuatan-perbuatan baik,ada juga yang berperan sombong, licik, culas, suka menipu dan hanya ingin menang sendiri.

Cerita fabel telah dijadikan salah satu sarana potensial didalam menyampaikan pesan-pesan moral, sobat juga dapat belajar serta mencontoh sifat-sifat baik dari hewan tersebut, agar nantinya memiliki sifat terpuji.

Struktur Teks Cerita Fabel

Setelah mengetahui pengertian dari teks cerita fabel sekarang kalian akan mempelajari tentang struktur pembentuk teks cerita fabel, struktur teks adalah hubungan antara unsur-unsur yang membentuk teks hingga menjadi satu kesatuan. Struktur teks yang biasanya dipergunakan dalam membentuk naskah cerita fabel adalah orientasi, komplikasi, resolusi serta koda. Agar kalian lebih memahami pembentuk dari struktur teks fabel ada baiknya kalian simak terlebih dulu pengertian dari orientasi, komplikasi, resolusi dan koda, berikut penjelasannya!
  • Orientasi, adalah perkenalan awal jalan cerita. Orientasi dalam cerita fabel berisi tentang pengenalan tokoh, background atau suasana lingkungan cerita, ataupun waktu dan latar tempat.
  • Komplikasi, merupakan klimaks dari jalan cerita, berisi puncak dari permasalahan yang dialami sang tokoh.
  • Resolusi, berisi tentang jalan keluar yang diambil sang tokoh.
  • Koda, bagian pada akhir sebuah cerita. Dapat berupa pesan serta amanat yang ingin disampaikan dari cerita fabel tersebut.

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel

Kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan yang biasa dipergunakan dan menjadi ciri-ciri dalam sebuah naskah cerita fabel yakni menggunakan kata kerja, menggunakan kata sandang Si dan Sang, menggunakan kata keterangan tempat dan waktu, penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya, untuk lebih jelasnya memahami kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan yang dipergunakan dalam teks cerita fabel kalian dapat membaca penjelasan berikut ini!

1. Kata Kerja
Salah satu kaidah ataupun unsur kebahasaan dalam sebuah teks cerita fabel menggunakan kata kerja. Kata kerja didalam cerita fabel dibagi menjadi dua bagian, yakni kata kerja aktif transitif serta kata kerja aktif intransitif.
  • Kata Kerja Aktif Transitif, ialah kata kerja aktif yang memerlukan objek didalam kalimat, contohnya mengangkat, memegang.
  • Kata Kerja Aktif Intransitif, ialah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek didalam kalimat, contohnya diam.
2. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Didalam teks cerita fabel sering sekali mempergunakan kata sandang Si dan Sang. Berikut contoh dari penggunaan kata sandang Si serta Sang yang terdapat didalam teks cerita fabel.

Contoh:
  1. Sang semut rangrang berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
  2. Sang semut rangrang mengejek kepompong yang jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
  3. Sang semut rangrang selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka.
  4. Si kepompong hanya terdiam saja mendengar ejekan tersebut.
  5. “Aku lah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si rama-rama.
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut. Bedakan dengan contoh berikut ini.
  1. “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya Ayah.
  2. Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.
Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama. Pada kalimat 2) Kecil ditulis dengan huruf /K/ kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau nama julukan.

3. Penggunaan Kata Keterangan Tempat serta Waktu

Didalam teks cerita fabel biasa dipergunakan kata keterangan tempat ataupun kata keterangan waktu agar suasana lebih hidup, sebagai keterangan tempat biasa dipergunakan kata depan di, sedangkan untuk keterangan waktu biasa dipergunakan kata depan pada ataupun kata yang dapat menunjukkan informasi waktu.

Contoh:
  1. Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut rangrang berjalan-jalan di taman.
  2. Pada suatu pagi sang semut rangrang kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.
  3. Si rama-rama mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
  4. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.
4. Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, serta Akhirnya
Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang mirip. Kedua kata tersebut dipergunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasa dipergunakan dalam menyimpulkan atau mengakhiri informasi didalam paragraf ataupun dalam teks.

Contoh:
  1. Ketika mendengar kabar kebakaran itu, Gusti pergi ke luar, kemudian berlari, lalu teriak sambil menangis.
  2. Lalu, sang semut rangrang memegang erat ranting itu.
  3. Kemudian, sang semut rangrang mengucapkan terima-kasih kepada rama-rama karena rama-rama telah menyelamatkan nyawanya.
  4. Akhirnya, sang semut rangrang berjanji kepada rama-rama bahwa dia tidak akan pernah menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman tersebut.

Contoh Teks Cerita Fabel dan Peletakan Struktur

Rama-rama Berhati Mulia
Orientasi
Di suatu hari yang sangat cerah terlihat seekor semut rangrang sedang berjalan-jalan di taman. Ia tampak sangat gembira karena bisa jalan-jalan keliling taman yang indah. Sang semut rangrang berkeliling taman sambil menyapa hewan-hewan yang ada di taman itu.

Komplikasi
Ia memperhatikan sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut rangrang pun mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak bisa berpergian kemanapun.

“Hi, kepompong alangkah buruk nasibmu. Kamu hanya dapat menggantung di atas ranting seperti itu. Ayo jalan-jalan, melihat dunia yang luas. Bagaimana dengan nasibmu jika suatu saat ranting itu patah?”

Sang semut rangrang terus membanggakan dirinya didepan kepompong yang bisa berpergian ke tempat yang ia suka. Bahkan, sang semut rangrang kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut rangrang merasa bahwa dirinya adalah hewan yang paling hebat. Si kepompong hanya terdiam saja mendengar ejekan itu.

Di suatu pagi sang semut rangrang kembali berjalan ke taman itu. Karena semalam turun hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut rangrang sering tergelincir ke dalam lumpur. Ia pun jatuh ke dalam lumpur. Sang semut rangrang hampir saja tenggelam didalam genangan itu. Semut rangrang teriak sekuat tenaga untuk meminta bantuan. “ Tolong, cepat bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong....!

Resolusi
Untunglah disaat itu ada seekor rama-rama yang sedang terbang melintas. Kemudian, rama-rama menjulurkan sebatang ranting ke arah semut rangrang.

“Semut rangrang, berpegang lah erat-erat ke ranting itu! Nanti aku akan mencoba angkat ranting tersebut.”

Lalu, sang semut rangrang memegang erat pada batang ranting. Si rama-rama segera mengangkat ranting itu serta menurunkan di tempat yang lebih aman. Dan kemudian, sang semut rangrang mengucapkan terima kasih kepada rama-rama karena rama-rama telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji rama-rama sebagai hewan yang hebat serta terpuji.

Mendengar pujian itu, rama-rama berkata pada semut rangrang. “Aku lah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si rama-rama. Ternyata, kepompong jelek yang dahulu ia ejek telah menyelamatkan dirinya.”

Koda
Akhirnya, sang semut rangrang berjanji kepada rama-rama bahwa dia tidak akan pernah lagi menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang berada di taman tersebut.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Teks Cerita Fabel | Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh

0 komentar:

Posting Komentar